Teknologi baterai penyimpan energi semakin mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir, dan tidak sulit untuk mengetahui alasannya. Meningkatnya sumber energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya, yang menghasilkan energi secara berkala, mendorong kebutuhan akan sistem penyimpanan energi yang hemat biaya dan andal.
Salah satu solusi yang paling menjanjikan adalah baterai penyimpan energi. Baterai ini menyimpan energi berupa energi potensial kimia atau listrik, yang kemudian dapat diakses bila diperlukan. Baterai penyimpan energi tersedia dalam berbagai jenis dan ukuran, termasuk baterai litium-ion, timbal-asam, dan aliran.
Baterai litium-ion, yang banyak digunakan pada perangkat elektronik konsumen seperti ponsel pintar dan laptop, menjadi semakin populer dalam aplikasi penyimpanan energi karena kepadatan energinya yang tinggi dan masa pakai yang lama. Namun, tingginya biaya masih menjadi hambatan utama dalam penerapannya secara luas.
Baterai timbal-asam, meskipun lebih murah dibandingkan baterai lithium-ion, memiliki kepadatan energi yang lebih rendah dan masa pakai yang lebih pendek. Sebaliknya, baterai Flow memiliki umur yang lebih panjang dan kapasitas energi yang lebih tinggi, namun masih dalam tahap penelitian dan pengembangan.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, pasar baterai penyimpanan energi diperkirakan akan tumbuh pesat di tahun-tahun mendatang. Menurut laporan dari Grand View Research, pasar global untuk sistem penyimpanan energi diperkirakan akan mencapai $19,04 miliar pada tahun 2024.
Baterai penyimpan energi berpotensi merevolusi cara kita menghasilkan dan menggunakan energi. Ketika energi terbarukan menjadi semakin lazim, sistem penyimpanan energi akan memainkan peran penting dalam memastikan masa depan energi yang andal dan berkelanjutan.
